MENTERI Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan, petani bisa memiliki pendapatan tambahan dengan menerapkan sistem pertanian terintegrasi (integrated farming) alias pola satu areal banyak sektor. Tambahan penghasilan itu didapatkan dari sektor pendukung tanaman utama, jagung misalnya.
“Integrated farming merupakan pola satu areal banyak sektor yang memberikan nilai tambah. Sistem ini menopang tanaman utama petani karena mengintegrasikan beberapa komoditas,” kata Syahrul dalam keterangan yang diterima Media Indonesia di Jakarta, Kamis (2/12/2021).
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi. Beberapa komoditas pertanian terintegrasi karena di sana ada jagung, sayuran, bahkan kolam lele dan unggas.
Ia menambahkan, Kementerian Pertanian tengah menggencarkan sistem pertanian terintegrasi, khususnya sektor tanaman jagung. Tanaman itu bisa dijadikan pakan ternak yang dapat digunakan untuk menopang satu sama lain.
“Di situ sistemnya berputar tidak ada yang terbuang (zero waste). Maka, keuntungan petani akan lebih maksimal. Ini yang kita akan bangun di Priangan Selatan, Pangandaran, Banjar, dan Ciamis,” urai dia.
Dedi berharap tahun ini integrated farming sudah dapat diimplementasikan di kabupaten masing-masing. Targetnya adalah 20 hektare lahan jagung dengan produktivitas di atas 6 ton atau bahkan bisa 7 ton per hektare. “Harga jagung sekarang kan bagus. Rp6.000 hingga Rp7.000 per kilogram. Itu baru dari jagung, belum dari komposnya,” tukasnya. (RO/A-3)